Monday, November 29, 2010

Aku iri denganmu

Aku iri denganmu
wahai mujahidah-mujahidah fi sabilillah
kalian bisa bangkit menentang
hatta dengan pena
mahupun dengan pedang
menegakKan kalimah Allah
dibumi yang kian gersang

aku cemburu denganmu
wahai wanita-wanita solehah
betapa mulianya akhlakmu
betapa taatnya ibadahmu
menjunjung tinggi Quran dan sunnah di jiwamu

aku iri padamu
wahai ibu-ibu yang perkasa jiwanya
kau korbankan permatamu demi agamamu
tiada nilainya dunia di hatimu
bagimu dunia ini hanya jalan persimpangan
buatmu meraih kehidupan

aku cemburu padamu
wahai para Syahidah
syurga telah pasti buatmu
7 langit bersorak ria menanti kehadiranmu
kau hidup, di saat darahmu tumpah membasahi bumi
kerna yang syahid takkan pernah mati

Namun,
aku sedih, aku marah
dengan diriku sendiri
jiwaku terlalu sepi
nafsuku sering merajai
adakah kernaku sering melupai Ilahi Rabbi??

Ya Ilahi….
tiupkan roh-roh Iman dan Islam di jiwaku
agar aku sentiasa dekat deganMu
agar aku bisa mencintai Jihad dan Dakwah seperti nyawaku
menentang kemungkaran di setiap helaan nafasku
agar aku bisa menjadi IBU yang perkasa
mendidik para MUJAHIDAH
menjadi WANITA SOLEHAH
untuk memperoleh SYAHADAH…

seterusnya mengapai SYURGA..

MENCARI YANG TERLALU SEMPURNA....


Jika kamu memancing ikan...Setelah ikan itu terlekat di mata kail,hendaklah kamu mengambil ikan itu...Janganlah sesekali kamu LEPASKAN iasemula ke dalam air begitu saja...Karena ia akan SAKIT oleh kerana bisanya,ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan MENDERITA selagi ia masih hidup.

Begitulah juga...

Setelah kamu memberi banyak PENGHARAPAN kepada seseorang...Setelah ia mulai MENYAYANGIMU,hendaklah kamu MENJAGA hatinya...Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja...Kerana dia akan TERLUKA oleh kenangan bersamamu,dan mungkin TIDAK dapat MELUPAKAN segalanya selagi dia mengingatmu...

Jika kamu menadah air biarlah berpada,jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap iabegitu teguh... cukuplah sekadar keperluanmu...Apabila sekali ia retak... tentu sukar untuk kamu menambalnya semula...Akhirnya ia dibuang...

Sedangkan jika kamu cuba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakanlagi...Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, TERIMALAH seadanya...Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begituistimewa...Anggaplah dia manusia biasa. Apabila sekali dia melakukan KESILAPAN bukanmudah bagi kamu untuk menerimanya...Akhirnya kamu KECEWA dan meninggalkannya.

Sedangkan jika kamu MEMAAFKANNYA boleh jadi hubungan kamu akan TERUS hinggake akhirnya....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi,yang kamu pasti baik untuk dirimu...Mengenyangkan. Berkhasiat.Mengapa kamu berlengah, cuba mencari makanan yang lain...Terlalu ingin mengejar kelazatan...Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya...Kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan,yang pasti membawa KEBAIKAN kepada dirimu.MENYAYANGIMU... MENGASIHIMU...Mengapa kamu berlengah,cuba MEMBANDINGKANNYA dengan yang lain.Terlalu mengejar kesempurnaan.Kelak, kamu akan KEHILANGANNYA apabila dia menjadi milik orang lainKamu juga yang akan MENYESAL...



Jauhilah Sikap Sombong

Salah satu tujuan diutusnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.” (HR. Ahmad 2/381. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih)

Islam adalah agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia. Oleh karena itu, banyak dalil al Quran dan as Sunnah yang memerintahkan kita untuk memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang tercela. Demikian pula banyak dalil yang menunjukkan pujian bagi pemilik akhlak baik dan celaan bagi pemilik akhlak yang buruk. Salah satu akhlak buruk yang harus dihindari oleh setiap muslim adalah sikap sombong.

Sikap sombong adalah memandang dirinya berada di atas kebenaran dan merasa lebih di atas orang lain. Orang yang sombong merasa dirinya sempurna dan memandang dirinya berada di atas orang lain. (Bahjatun Nadzirin, I/664, Syaikh Salim al Hilali, cet. Daar Ibnu Jauzi)

Islam Melarang dan Mencela Sikap Sombong

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)

Haritsah bin Wahb Al Khuzai’i berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

“Maukah kamu aku beritahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang keras lagi kasar, tamak lagi rakus, dan takabbur(sombong).“ (HR. Bukhari no. 4918 dan Muslim no. 2853).

Dosa Pertama Iblis

Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ {34}

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

Qotadah berkata tentang ayat ini, “Iblis hasad kepada Adam ‘alaihis salaam dengan kemuliaan yang Allah berikan kepada Adam. Iblis mengatakan, “Saya diciptakan dari api sementara Adam diciptakan dari tanah”. Kesombongan inilah dosa yang pertama kali terjadi . Iblis sombong dengan tidak mau sujud kepada Adam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/114, cet al Maktabah at Tauqifiyah)

Hakikat Kesombongan

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)

Sombong Terhadap al Haq (Kebenaran)

Sombong terhadap al haq adalah sombong terhadap kebenaran, yakni dengan tidak menerimanya. Setiap orang yang menolak kebenaran maka dia telah sombong disebabkan penolakannya tersebut. Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba untuk menerima kebenaran yang ada dalam Kitabullah dan ajaran para rasul ‘alaihimus salaam.

Orang yang sombong terhadap ajaran rasul secara keseluruhan maka dia telah kafir dan akan kekal di neraka. Ketika datang kebenaran yang dibawa oleh rasul dan dikuatkan dengan ayat dan burhan, dia bersikap sombong dan hatinya menentang sehingga dia menolak kebenaran tersebut. Hal ini seperti yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللهِ بِغَيْرِ سًلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِن فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَّاهُم بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ {56}

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa lasan yang sampai pada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-klai tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mnedengar lagi Maha Melihat” (QS. Ghafir:56)

Adapun orang yang sombong dengan menolak sebagian al haq yang tidak sesuai dengan hawa nafsu dan akalnya –tidak termasuk kekafiran- maka dia berhak mendapat hukuman (adzab) karena sifat sombongnya tersebut.

Maka wajib bagi para penuntut ilmu untuk memiliki tekad yang kuat mendahulukan perkataan Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam di atas perkataan siapa pun. Karena pokok kebenaran adalah kembali kepadanya dan pondasi kebenaran dibangun di atasnya, yakni dengan petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kita berusaha untuk mengetahui maksudnya, dan mengikutinya secara lahir dan batin. (Lihat Bahjatu Qulubil Abrar, hal 194-195, Syaikh Nashir as Sa’di, cet Daarul Kutub ‘Ilmiyah)

Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,

وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا {36}

“Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {65}

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS. An Nisaa’: 65)

Sombong Terhadap Makhluk

Bentuk kesombongan yang kedua adalah sombong terhadap makhluk, yakni dengan meremehkan dan merendahkannya. Hal ini muncul karena seseorang bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina mereka, serta merendahkan mereka baik dengan perbuatan maupun perkataan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

“Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim” (H.R. Muslim 2564). (Bahjatu Qulubill Abrar, hal 195)

Di antara bentuk kesombongan terhadap manusia di antaranya adalah sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Dia merasa lebih dibandingkan orang lain dengan kelebihan-kelebihan tersebut. Padahal kalau kita renungkan, siapa yang memberikan harta, kecerdasan, pangkat, kesehatan, bentuk tubuh yang indah? Semua murni hanyalah nikmat dari Allah Ta’ala. Jika Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah untuk mencabut kelebihan-kelebihan tersebut. Pada hakekatnya manusia tidak memiliki apa-apa, lantas mengapa dia harus sombong terhadap orang lain? Wallahul musta’an.

Hukuman Pelaku Sombong di Dunia

Dalam sebuah hadist yang shahih dikisahkan sebagai berikut ,

أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ.

“Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Orang tersebut malah menjawab, “Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Apakah kamu tidak bisa?” -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya” (H.R. Muslim no. 3766).

Orang tersebut mendapat hukum di dunia disebabkan perbuatannya menolak perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia dihukum karena kesombongannya. Akhirnya dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya disebabkan sikap sombongnya terhadap perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah di antara bentuk hukuman di dunia bagi orang yang sombong.

Mengganti Sikap Sombong dengan Tawadhu’

Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.

“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaan untuknya. Dan tidak ada orang yang tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana Allah berfirman,

دَرَجَاتٍ الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (QS. Al Mujadilah: 11).

Termasuk buah dari lmu yang paling agung adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran, dan tunduk terhadap perintah Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan disertai sikap tawdahu’ terhadap manusia dengan bersikap merenadahkan hati, memperhatikan mereka baik yang tua maupun muda, dan memuliakan mereka. Kebalikannya adalah sikap sombong yaitu menolak kebenaran dan rendahkan manusia. (Bahjatu Qulubil Abrar, hal 110)

Tidak Termasuk Kesombongan

Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan bahwa orang yang memiliki sikap sombong tidak akan masuk surga, ada sahabat yang bertanya tentang orang yang suka memakai pakaian dan sandal yang bagus. Dia khawatir hal itu termasuk kesombongan yang diancam dalam hadits. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwasanya hal itu tidak termasuk kesombongan selama orang tersebut tunduk kepada kebenaran dan bersikap tawadhu’ kepada manusia. Bahkan hal itu termasuk bentuk keindahan yang dicintai oleh Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Indah dalam dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta perbuatan-Nya. Allah mencintai keindahan lahir dan batin.( Bahjatu Qulubil Abrar , hal 195)

Kesombongan yang Paling Buruk

Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)

Pembaca yang dirahmati oleh Allah, semoga Allah Ta’ala menjauhkan kita dari sikap sombong. Hanya kepada Allah lah kita memohon. Wa shalallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.

Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki

Muroja’ah: M. A. Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

Sunday, November 28, 2010

Monolog Gadis Berjilbab Merah Episod 5


Assalamualaikum,uhti ila..
Waalaikumsalam,..oh uhti nur…apa khabar dirimu dan imanmu?kata sahabatku yang lembut selembut wajahnya.
Alhamdulillah..semakin hari semakin baik jiwa ini ,anti…dan insyaallah seperti mana kata anti..jika kita selalu mengingati Allah ,insyaallah Allah akan beri ketenangan dalam jiwa ini..
“Moga Allah merahmati dirimu,uhti nur…perubahan untuk menjadi seorang muslimah yang solehah memerlukan masa…berusaha dan istiqomah ya…”ujarnya lagi sambil memegang erat tangan ku..
“uhti ila,…emmm..sebenarnya ana terlalu bimbang dengan dosa-dosa silam…ana takut Allah tidak akan mengampunkan ana…dan ana bimbang..disebabkan dosa ana…orang disekeliling ana akan terima natijahnya…Jika Allah mahu menghukum..hukumlah pada ana…”air mata ku mulai mengalir …
“Uhti ku sayang…mahukah anti mendengar suatu kisah tentang seorang pembunuh yang membunuh 99 orang…”
Aku mengangguk-angguk sambil mengesat air mata yang mengalir di pipi mulusku..
“Suatu ketika dahulu,ada seorang pembunuh yang sudah banyak membunuh.Pada suatu ketika ,timbul perasaan kesal dan mahu bertaubat..tapi dia tidak ketemui seseorang yang boleh membantunya bertaubat .Kemudian dia berjumpa dengan seorang pendeta lalu menceritakan kisah hidupnya yang suka membunuh serta keinginannya untuk bertaubat.Pendeta itu pun menyatakan pembunuh ini tidak mempunyai harapan untuk bertaubat kerana kesalahannya terlalu kejam.Pembunuh itu berang lalu membunuh pendita tersebut.Maka genaplah 100 orang yang dibunuhnya.

Pembunuh yang kejam itu terus mencari seseorang yang boleh membantunya.Akhirnya dia bertemu dengan seorang ulama disebuah negeri.Tanpa berfikir panjang,dia terus menyatakan niatnya utk berubah serta perbuatan kejamnya.
Jawab si ulama itu
“Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat? Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan; bergembiralah dengan perkenan dari-Nya; dan bergembiralah dengan taubat yang mulus”
Sungguh mengembirakan apabila ulama itu menyatakan dosanya boleh diampunkan tapi dia dikehendaki berhijrah dari kampong halamannya yang penuh kejahatan ke negeri yang penuh kebaikan .Ini kerana,kampung halamannya tidak lagi sesuai untuknya .Dengan hati yang penuh rasa keinsafan,majulah dia menuju negeri yang digambarkan oleh ulama itu.Dalam perjalanan ,tidak semena-mena ,dia meninggal dunia.
Maka datanglah malaikat rahmat dan malaikat azab untuk mengambil dan menerima nyawanya dari malaikat maut yang mencabutnya. Mereka terlibat perselisihan yang sengit dalam memrebutkannya. Malaikat rahmat berkata: “Sesungguhnya dia datang untuk bertaubat dan menghadap kepada Allah menuju kepada kehidupan yang taat, kembali kepada Allah, dan dilahirkan kembali melalui taubatnya itu. Oleh kerana itu, dia adalah bahagian kami.”Malaikat azab berkata: “Sesungguhnya dia belum pernah melakukan suatu kebaikan pun. Dia tidak pernah sujud, Tidak pernah salat, tidak pernah zakat, dan tidak pernah bersedekah, maka dengan alasan apakah dia berhak mendapatkan rahmat? Bahkan dia termasuk bahagian kami.”Allah pun mengirimkan malaikat lain dari langit untuk melerai persengketaan mereka. Selanjutnya, malaikat yang baru diutus itu pun datang kepada mereka yang telah menjadi dua golongan yang bertengkar.Malaikat yang baru berkata kepada mereka”. Pada pandanganku ialah hendaklah kita sama-sama mengukur jarak antara lelaki ini dan tanah yang ia tinggalkan, yaitu kampung yang halaman, dan jarak antara dia dan negeri yang ditujunya.Ketika mereka sedang sama-sama mengukur, Allah memerin­tahkan kepada kampung yang jahat untuk menjauh dan kepada negeri yang baik untuk mendekat.”

“Subhanallah..Uhti..Allah Maha Pengampun dan sentiasa member kemudahan bagi orang yang mahu bertaubat..”ujarnya mengakhiri kisah.
Entah mengapa..jiwa yang resah ini mulai sirna ..Hati ini mulai teguh untuk sentiasa bersangka baik bahawa Allah akan mengampunkan dosa hamba…Ya Allah terima kasih kerana mengurniakan seorang sahabat yang begitu ikhlas membantuku…alhamdulillah..

Saturday, November 27, 2010

Perempuan Yang Kalau Boleh Jangan Kahwin Dengannya

“Jangan engkau kahwini wanita yang enam, jangan yang Ananah, yang Mananah, dan yang Hananah, dan jangan engkau kahwini yang Hadaqah, yang Baraqah dan yang Syadaqah.”

Wanita Ananah:

banyak mengeluh dan mengadu dan tiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit.

Wanita Mananah:

suka membangkit-bangkit terhadap suami. Wanita ini sering menyatakan, “Aku membuat itu keranamu”.

Wanita Hananah:

menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.

Wanita Hadaqah:

melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.


Wanita Baraqah:

ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.

Wanita Syadaqah:

banyak cakap tidak menentu lagi bising.


p/s: takutnya kalau tergolong dalam salah satu perkara di atas...

Monolog Gadis berjilbab merah (episod 4)


Entah mengapa hatku berdebar-debar hari ni...

adakah disebabkan mimpi malam tadi...mimpi yang sedikit menganggu jiwa dan nurani ku...

Buat pertama kali dalam hidupku berminpi sedemikian...

Didalam mimpiku ,ku dapat rasakan aku berada disebuah kawasan taman yang indah...

Gambaran taman itu terukir jelas diminda ku...

pohon-pohon hijau merimbun...

Burung-burung berkicau riang..

ada air sungai yang mengalir tenang...dan aku dapat melihat jelas akan anak-anak ikan berenang bebas...

tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku...

Atonansi suara yang menyebut nama ku amat berlainan...

lembut dan penuh kasih sayang....

entah tiba-tiba aku merasa bahagia bila dipanggil dengan nada sedemikian...

Ku mulai mencari arah suara itu...

dan aku ternampak dari jauh...susuk badan yang kabur..

ku mulai berjalan kearahnya dan...berhenti..

berhenti dibelakangnya...apabila dia menoleh...

serta merta aku terjaga dari mimpi...

Astaqfirulllahalazim..ucapku..dan ku mulai terdengar sayup-sayup suara azan..

Ya Allah...hidup ini penuh dengan teka teki dan rahsia...

Aku segera bingkas bangun lalu mengemas katilku...dan terus membersihkan diri untuk mengadap Sang Pemilik CInta Teragung..

Seusai solat subuh...aku mulai berfikir akan mimpi sebentar tadi...entah kenapa hati ini bagai ditiup rasa bahagia dan tenang ..

ahh..mimpi ini mainan tidur..perlukah aku menghabiskan masa ku dengan memikir perkara maya sedangkan diriku ini masih ada perkara realiti yang harus diselesaikan...Ayuh,nur..bangkit dari lamunan...makmal di universiti sudah menunggumu untuk menyudahkan eksperimen projek akhir..

Wednesday, November 24, 2010

Bunuh diri dan memeluk Islam. Allah Maha Penyayang

Pada setiap petang Jumaat, selepas solat Jumaat, selepas melayani para jamaah di Masjid, Imam dan putera lelakinya yang berumur 11 tahun akan keluar ke bandar untuk mengedarkan risalah bertajuk “Jalan Ke Syurga” dan juga menyampaikan ceramah agama.

Pada petang Jumaat itu, seperti biasa Imam dan putera lelakinya akan keluar untuk mengedarkan risalah. Bagaimanapun pada petang tersebut keadaan di luar rumah sangat sejuk dan hujan pula turun dengan sangat lebat.

Budak itu memakai baju sejuk dan baju hujan dan berkata “OK ayah, saya sudah bersedia”. Ayahnya berkata “Bersedia untuk apa?”. Budak itu menjawab “Ayah, masa telah tiba untuk kita keluar mengedarkan buku-buku tentang Islam ini”. Ayahnya membalas “Anakku, di luar sana sangat sejuk dan hujan lebat pulak”. Dengan muka yang kehairanan, budak itu bertanya ayahnya, “Tetapi ayah, adakah manusia tidak masuk neraka jika hari hujan?” Ayahnya menjawab, “Anakku, Ayah tak akan keluar dengan cuaca begini..”. Dengan nada sedih, budak itu bertanya, “Ayah, boleh tak benarkan saya pergi?”. Ayahnya teragak-agak seketika, kemudian berkata, “Anakku, awak boleh pergi. Bawalah buku ini semua dan berhati-hati” .

Kemudian, budak itu telah keluar dan meredah hujan. Budak sebelas tahun ini berjalan dari pintu ke pintu dan lorong-lorong sekitar bandar. Dia memberikan risalah dan buku kepada setiap orang yang ditemuinya. Setelah dua jam berjalan dalam hujan, akhirnya tinggal hanya satu naskhah padanya. Ketika itu dia telah basah kuyup dan berasa sejuk hingga ke tulang. Budak itu berhenti di satu penjuru jalan sambil mencari seseorang untuk diberikan buku tersebut. Namun keadaan di situ lengang. Kemudian dia berpatah balik ke rumah pertama yang dia lalu di lorong itu.

Dia berjalan di kaki lima menuju ke rumah tersebut. Bila sampai di pintu hadapan, dia menekan suis loceng namun tiada sesiapa yang membuka pintu. Dia tekan lagi dan lagi, tetapi masih tiada jawapan. Dia tunggu lagi tetapi masih tiada jawapan. Akhirnya dia berpaling untuk meninggalkan rumah tersebut, tetapi seperti ada sesuatu yang menghalangnya. Dia kembali ke pintu itu dan menekan lagi suis loceng dan buat pertama kalinya mengetuk pintu dengan kuat. Dia tunggu, kemudian seperti sesuatu di anjung rumah itu menghalangnya supaya jangan pergi.

Dia menekan suis loceng sekali lagi dan kali ini dengan perlahan pintu dibuka. Berdiri di hadapan pintu itu seorang perempuan tua yang berwajah kesedihan. Dengan perlahan perempuan tua itu bertanya, “Apa yang boleh saya bantu awak, wahai budak?”. Dengan senyuman serta mata yang bersinar yang boleh menyinarkan bumi, budak itu berkata, “Makcik, saya mohon maaf kalau saya telah mengganggu makcik. Saya hanya ingin memberitahu bahawa Allah sangat sayang dan sentiasa melindungi makcik. Saya datang ini hendak memberikan sebuah buku yang terakhir ada pada saya ini. Buku ini menerangkan semua tentang Tuhan, tujuan sebenar Tuhan menjadikan kita dan bagaimana untuk mencapai kebahagiaan daripada-Nya” .. Kemudian, budak itu menyerahkan buku terakhir itu dan berpaling untuk balik.

Sebelum berjalan balik, perempuan itu berkata, “Terima kasih ya anak dan semoga Tuhan memberkatimu” . Selepas solat Jumaat pada minggu berikutnya, Imam menyampaikan ceramah agama seperti biasa. Dia menamatkan ceramahnya dengan bertanya, ” Ada sesiapa yang ingin bertanya soalan atau ingin berkata sesuatu?”.

Dengan perlahan, di barisan belakang di kalangan tempat duduk muslimat, suara seorang perempuan tua kedengaran di speaker, “Tiada di kalangan jemaah yang berkumpul ini mengenali saya. Saya tidak pernah hadir sebelum ini. Sebelum hari Jumaat yang lepas, saya belum lagi memeluk agama Islam bahkan tidak terfikir langsung untuk memeluknya.

Suami saya telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, meninggalkan saya sebatang kara, saya benar-benar keseorangan di dunia ini.” Pada petang Jumaat yang lepas, ketika cuaca sejuk dan hujan lebat, saya telah bertekad untuk membunuh diri kerana sudah putus harapan untuk hidup. Jadi saya mengambil seutas tali dan sebuah kerusi lalu menaiki loteng di rumah saya. Saya ikat tali tersebut dengan kuat pada kayu palang di bumbung rumah kemudian berdiri di atas kerusi, hujung tali satu lagi saya ikat di sekeliling leher saya. Sambil berdiri di atas kerusi, saya berasa benar-benar keseorangan, patah hati.

Saya hampir-hampir hendak melompat tiba-tiba loceng pintu berbunyi di tingkat bawah dan saya tersentak. Saya berfikir untuk menunggu sebentar, dan pasti orang itu akan pergi. Saya tunggu dan tunggu, tetapi bunyi loceng semakin kuat dan bertubi-tubi. Kemudian orang yang menekan suis loceng itu, mengetuk pintu pula dengan kuat. Saya berfikir sendirian lagi “Siapalah di muka bumi ini yang boleh buat begini? Tiada siapa pernah tekan suis loceng itu atau nak berjumpa dengan saya”. Saya longgarkan tali ikatan di leher dan kemudian pergi ke pintu hadapan. Ketika itu bunyi loceng kuat dan semakin kuat.

Bila saya buka pintu dan lihat, sukar untuk dipercayai oleh mata saya, di anjung rumah saya itu berdiri seorang budak yang sangat comel yang bersinar wajahnya seperti malaikat, tidak pernah saya jumpa sebelum ini di dalam hidup saya.

Budak itu tersenyum. Oh! Saya tidak dapat hendak gambarkan kepada anda semua. Perkataan yang keluar daripada mulutnya menyebabkan hati saya yang telah lama mati tiba-tiba hidup semula, seruan budak itu seperti suara bayi yang sangat comel. “Makcik, saya datang hendak memberitahu bahawa Allah sangat menyayangi dan sentiasa melindungi makcik”. Kemudian dia memberikan kepada saya sebuah buku bertajuk ” Jalan Ke Syurga” yang saya sedang pegang ini. Bila “malaikat kecil” itu telah pulang meredah sejuk dan hujan, saya menutup pintu dan membaca dengan perlahan setiap perkataan yang tertulis di dalam buku tersebut.

Kemudian saya naik semula ke loteng untuk mendapatkan semula tali dan kerusi. Saya tak perlukannya lagi. Oleh sebab di belakang buku ini ada tertera alamat tempat ini, saya sendiri datang ke masjid ini ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan. Tuhan kepada budak kecil yang telah datang tepat pada waktunya, yang dengan demikian telah terhindar jiwa saya daripada keabadian di dalam neraka. Ramai yang berada di dalam masjid ketika itu menitiskan air mata. Mereka melaungkan TAKBIR.ALLAH HU AKBAR. gemaan takbir bergema di udara.

Imam iaitu ayah kepada budak itu turun dari mimbar pergi ke barisan hadapan di mana “malaikat kecil” itu sedang duduk. Dia mendakap puteranya dengan air mata keluar tanpa disedarinya. Mungkin tidak ada jemaah yang memiliki saat yang lebih mulia ini dan mungkin di alam semesta ini belum pernah melihat seorang ayah yang penuh kasih sayang dan penghormatan terhadap anaknya. Inilah satu peristiwa..

Berbahagialah anda kerana membaca kisah ini. Jangan biarkan kisah ini di sini sahaja. Bacalah lagi dan sampaikan kepada yang lain. Syurga adalah untuk umat-Nya. Ingatlah, dengan menyebarkan firman Allah boleh mengubah hidup seseorang yang hampir dengan anda. Sila kongsi kisah menarik ini. Sebarkanlah kalimah Allah, kalau kita bantu Allah, Allah akan membantu kita dalam semua perkara yang kita buat.

Maksud firman Allah dalam Surah al-Maidah ayat 3; “.pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari agama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya), sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu, maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani”

Friday, October 8, 2010

60 Ways To Win Your Husband's Love

salam..
kali ini saya berkongsi tentang cara-cara hendak menjadi seorang isteri yang taat pada suami.Ia juga sebagai persediaan untukku melayari kehidupan sebgai seorang isteri kelak.Sesungguhnya allah menjanjikan syurga kepadaisteri yang taat pada suami...dan bagaimana untuk taat?dan apakahkah caranya..lihatlah video ini..byk manfaat dan ilmu y leh pelajari..enjoy




p/s:Patutlah Allah memberi anugerah utk isteri yang taat padasuaminya untuk memasuki mana2 pintu syurga yang disukai..rupa-rupanya bukan senang utk jadi isteri y taat tapi bukan mustahil..=)

Friday, October 1, 2010

Sedekah duit haram?


salam..baru-baru ni..byk isu-isu dii media massa yang menmpakn kejahilan kita sebagai bangsa melayu dalam beragama...dimulai dgn kes mendoakan orng bukan islam..sehingga isu sedekah duit haram...waduh..kejahilan makin terserlah...

bila tengok pakci dan makcik dalam tv..kesian pun ada..yela..kenapa orng agama x turun beritau hal sebenar tentang kedudukan wang derma tersebut....

artikle dr ustaz zaharudin..membuka mata kita..ya..sedekah itu tujuannya mencuci duit haram

Oleh kerana web asyik down server kerana diserbu pelawat secara serentak. Saya sertakan artikel terbabit di sini.

Tindakan penerima wang bantuan kerajaan Pulau Pinang memulangkan kembali wang tersebut boleh dinilai dari dua sudut iaitu sudut politik dan sudut agama atau hukum. Saya tidak berhasrat menyentuh isu terbabit dari sudut politik kerana ia bukan bidang saya. Cuma jika, tindakan tersebut jika dijadikan ikutan, nanti kita akan dapat melihat kebanyakan orang miskin di Malaysia memulangkan wang bantuan yang diberikan oleh kerajaan negeri, kerajaan pusat dan syarikat. Ini kerana sebahagian pendapatan kerajaan negeri dan pusat juga adalah dari sumber haram seperti cukai pusat judi, pelaburan haram, riba, pusat hiburan, rumah urut ‘pelacuran' dan sebagainya. Justeru bantuan mungkin sahaja diambil dari wang haram tersebut.

DARI SUDUT HUKUM

Jika dilihat dari sudut hukum, jika tindakan warga emas tersebut dibuat atas dasar kononnya wang dipulang kerana ia tidak bersih dan haram, tindakan mereka adalah SALAH lagi terkeliru dengan cakap-cakap orang yang tiada memahami hukum Islam. Ini kerana dari sudut hukum, faqir dan miskin HARUS menerima sebarang sumbangan yang diberikan oleh pihak kerajaan negeri, walaupun diketahui kerajaan negeri mempunyai sumber wang yang HARAM.

Fakta berikut perlu difahami:

1. Wang kerajaan negeri Pulau Pinang ( dan lain-lain tentunya) adalah bercampur.

Para ulama telah membahaskan persoalan penerimaan sumbangan, derma atau menikmati juadah makanan dari individu yang mempunyai pendapatan bercampur antara halal dan haram. Majoriti ulama telah sepakat bahawa selagi mana harta si pemberi itu bercampur selagi itulah kita orang biasa boleh menerima hadiah, sumbangan, derma, menikmati makanan yang disediakan mereka.

Hal yang sama terpakai untuk sesebuah syarikat dan kerajaan, selagi sumber perolehan mereka bercampur, selagi itu HARUS untuk kita menerima gaji atau upah atau apa jua dari kantung mereka, selagi tugas dan cara kita memperolehinya adalah betul. Itu adalah hukum untuk orang biasa, maka jika penerima itu adalah warga yang memerlukan seperti faqir dan miskin, ia sudah tentu jauh lebih jelas KEHARUSANNYA. Malah terdapat dalil yang jelas berkenaan keharusan terbabit. Kes yang sama terpakai untuk kerajaan pusat yang menerima sumber pendapatan dari sumber judi, riba, arak, babi, rumah urut pelacuran dan sebagainya. Selain itu, juga turut menerima sumber halal seperti hasil minyak, jualan komoditi dan sebagainya.

2. Wang itu sendiri tidak najis atau haram pada zatnya.

Wang dan harta hanya dikira haram atau halal pada cara mendapatkannya dan membelanjankannya, ia dinamakan haram dari sudut hukmi bukan ‘hissi'. Ia tidak berpindah dari seorang kepada yang lain. Ia bukan seperti najis yag berpindah apabila disentuh oleh seeorang.

3. Bagaimana jika benar-benar sumbangan dari terus dari kantung wang judi, riba dan rasuah?.

Jika keadaan itu berlaku, ia masih lagi HARUS DITERIMA oleh Faqir, miskin dan digunakan untuk maslahat umum seperti sumbangan warga emas, pembinaan jalanraya, pembersihan dan sebagainya. Itu adalah ijtihad majoriti mazhab silam dan ulama kontemporari. Termasuklah, Majlis Fiqh Antarabangsa OIC, Majlis Fatwa Eropah, Majma Buhuth Mesir[1], Al-Lajnah Al-Daimah, Arab Saudi[2] dan ribuan ulama perseorangan seperti Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi, Syeikh Al-Qaradawi , Syeikh Az-Zarqa[3], Syeikh Faisal Al-Maulawi dan ramai lagi. Derma bagi wang haram tidak mampu dipulangkan semula kepada tuannya ini hendaklah disedeqahkan kepada orang faqir miskin telah difatwakan harus oleh majoriti mazhab utama Islam ( Hasyiah Ibn ‘Abidin, 6/443 ; Fatawa Ibn Rusyd, 1/632 ; Al-Qawaid, Ibn Rejab, hlm 225 )

Begitu juga fatwa yang dikeluarkan oleh Majlis Fatwa kebangsaan Malaysia pada 25 Jun 2009. Buka sini http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/penyaluran-harta-tidak-patuh-syariah-ke-baitulmal-dan-institusi-islam-lain

PANDANGAN ULAMA MAZHAB

Ulama hanafi menyebut :-

والملك الخبيث سبيله التصدق به, ولو صرف في حاجة نفسه جاز . ثم إن كان غنيا تصدق بمثله

Ertinya : Pemilikan kotor ( haram) jalan keluarnya adalah disedeqahkannya, malah jika pemilik itu seorang faqir), ia bleh mengambil untuk dirinya sendiri, kemudian, jika selepas itu dia menjadi kaya, hendaklah dia mendermakan wang haram (yang pernah diambilnya sewaktu miskin dahulu) ( Al-Ikhtiyar Li Ta'lil al-Mukhtar, 3/61)

Ulama mazhab Maliki seperti Al-Qarafi dan Ad-Dawudi menjelaskan wang haram tidak hanya terhad untuk diberikan kepada faqir dan miskin sahaja tetapi juga apa-apa pembangunan dan kegunaan yang memberi manfaat kepada umum menurut budi bicara dan penilaian pemerintah adil. Jelasnya, mazhab maliki juga setuju faqir, miskin malah warga emas yang memerlukan boleh menerima wang sedemikian tanpa masalah. ( rujuk Al-Dzakhirah, 5/69)

Ulama Mazhab Syafie, Imam An-Nawawi menukilkan kata-kata Imam al-Ghazali yang berkata:

وإذا دفعه - أي المال الحرام- إلى الفقير لا يكون حراماً على الفقير , بل يكون حلالا طيبا

Ertinya : sekiranya wang haram itu diberikan kepada faqir miskin, ia tidaklah haram ke atas faqir ( dan miskin), bahkan ia adalah halal lagi baik untuk mereka. ( Al-Majmu' , 9/428)

Imam A-Ghazzali juga menjawab keraguan beberapa ulama lain :-

وقول القائل: لا نرضى لغيرنا ما لا نرضاه لأنفسنا فهو كذلك ولكنه علينا حرام لاستغنائنا عنه وللفقير حلال إذا حلّه دليل الشرع وإذا اقتضت المصلحة التحليل وجب التحليل

Ertinya : Menjawab kata-kata orang yang berkata : "Kita tidak sepatutnya redha untuk diberikan kepada orang lain sesuatu yang kita tidak redha untuk kita". Memang benar sebegitu, namun dalam kes wang haram yag dimiliki, ia haram ke atas diri kita (pemilik) untuk menggunakannya, namun ia bagi faqir, miskin adalah halal, kerana telah ada dalil syara' yang menghalalkannya dan di ketika wujud kebaikan dari pemberian tersebut (kepada penerima), maka wajiblah diberikan. (Ihya Ulumiddin, 2/212)

Syeikh al-Qaradawi ketika membicara hal pengagihan wang haram berkata :

إذن ما دام هو ليس مالكا له, جاز له أخذه والتصدق به على الفقراء والمساكين أو يتبرع به لمشروع خيري

Ertinya : Oleh itu, selagi wang haram (yang dimiliki seseorang itu tidak diiktiraf oleh syaraa' sebagai miliknya), harus bagi pemegang itu untuk ambilnya dan disedeqahkan kepada faqir miskin atau didermakan kepada projek-projek kebaikan (untuk maslahat umum). ( Fatawa Mu'asiroh, 1/606)

RINGKASAN DALIL

Terdapat banyak sekali dalil yang dijadikan sandaran oleh majoriti ulama, terdiri dari hadis-athar, qiyas dan logik aqal. Antara hujjah yang dipegang bagi mengharuskan ‘derma' wang haram yang tidak diketahui tuannya, cukup sekadar memaklumkan beberapa secara ringkas:-

1. Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq r.a pernah bertaruh (di awal Islam) dengan seorang Musyrik (yang mencabar ketepatan Al-Quran dari surah Ar-Rum ayat pertama dan kedua yang mengisyaratkan kejatuhan Rom) iaitu kerajaan Rom akan tewas. Kemudian apabila Rom benar-benar jatuh, Sayyidina Abu Bakar dikira sebagai pemenang dan telah memperolehi harta pertaruhan itu (ianya haram kerana judi dan tujuan Abu Bakar hanyalah untuk membuktikan kebenaran al-Quran). Apabila Sayyidina Abu Bakar datang kepada Rasulullah s.a.w menceritakan perihal harta perolehan pertaruhan itu, Rasulullah bersabda :

هذا سحت فتصدق به

Ertinya : Ini kotor, sedeqahkan ia. (At-Tirmizi . 16/22 ; At-Tirmizi : Sohih)

Selepas peristiwa ini, barulah turun perintah pengharaman judi secara sepenuhnya sekalipun dengan orang kafir. (Tafsir At-Tabari, 20/16) Kisah ini dengan jelas menunjukkan Nabi tidak mengarahkannya dikembalikan kepada si Kafir, tetapi disedeqahkan untuk tujuan umum dan kebaikan ramai.

2. Selain itu, hujjah utama para ulama dalam hal mendermakan wang haram seperti wang rasuah yang dibawakan oleh Ibn Lutaibah, Nabi meletakkan wang ini di baitul mal dan diagihkan kemudiannya kepada faqir miskin dan kepentingan awam.[4]

3. Terdapat juga athar dari Ibn Mas'ud yang diriwayatkan oleh Al-Bayhaqi 6/188 dan banyak lagi.

KESIMPULAN

  • Warga emas, faqir dan miskin di pulau pinang dan mana-mana negeri dan Negara lain, DIHARUSKAN untuk menerima sumbangan dari mana-mana kerajaan negeri, syarikat dan individu selagi mana harta mereka (pemberi sumbangan) itu bercampur antara wang halal dan haram. atau dalam kata lainnya, harta mereka masih ada yang neutral dan halal.
  • Sekiranya mereka ingin memulangkan semula wang tersebut, itu juga harus hukumnya. Kerajaan negeri boleh selepas itu memberikan sumbangan dari poket kanan mereka dan wang dipulang itu masuk poket kiri kerajaan. Ia akan jadi sama sebenarnya.
  • Sebaiknya penyumbang tidak kira kerajaan, syarikat dan sepertinya; tidak mendedahkan sumber pemerolahan harta yang disumbang agar tidak mengelirukan penerima sebagaimana kes yang berlaku ini
  • Mereka juga HARUS untuk menerima wang sumbangan dari penyumbang tadi, walaupun jelas ia adalah dari hasil yang haram seperti judi lumba kuda rasuah, riba dan sebagainya. Tiada kotor pada wang yang diterima oleh mereka, kerana mereka adalah penerima yang diiktiraf oleh syara'. Manakala dosa hasil dari pemerolehan wang itu hanya ditanggung oleh pelaku dosa dan ia tidak merebak kepada penerima dari kalangan faqir miskin dan yang memerlukan.
  • Jika dilihat dari sudut hukum dan agama, warga yang menerima sumbangan terbabit TIDAK PERLU SAMA SEKALI memulangkan semula wang yang diterima.
  • Namun jika dilihat dari strategi politik pihak tertentu, tindakan tersebut di luar fokus artikel ini.

Sekian

Zaharuddin Abd Rahman

www.zaharuddin.net

30 Sept 2010

p/s:dah nama pun sedekah utk cuci duit haram...

Saturday, September 25, 2010

Jangan berhenti...

salam

saya amat sayang dakwah...tarbiyah...akhwat ....

ia dh jadi darah daging ku...susah untuk ku hidup tanpanya...

ia lah mencorak dan menjadikan ku manusia yang baru

ia lah membentukku jadi hamba yang mengasihani Allah dan menyintai diriku..

tidak...aku tidak akan berhenti ...meneruskan acuan yang membentukku sekarang...

Datangla..apa pun ujian..diri ni masih beracuan..acuan tarbiyah dari akhwatku...dari dakwah..

Tiada hari tanpa dakwah...tiada hari tanpa tarbiyah...

Moga Allah sentiasa menetapku dalam jiwa 'acuan' ini dari 17 march 2007 hingga akhir hayat..amin

Friday, September 24, 2010

Dia Takdirmu Di Syurga


Hati manusia sangat fleksibel, tersentuh, mudah bimbang tatkala takdir tidak sebulu dengan fitrah, tatkala diserang malapetaka di luar dugaan resah bukan kepalang, akal separa waras.

Bila keinginan diharapkan menemani, datang pula bebanan menghantui. Kenapa, mengapa, apa berlegar, berputar ligat membunuh daya mampu dan mahu.

Mampu, dalam erti kata berpecak silat menentang badai, dan mahu, berubah.

Berkali-kali kita diingatkan, manusia tidak sirna dari dugaan, sering diduga dan menduga. Tabi-'e alam, memang kita memerlukan antara satu sama lain, tiada siapa bisa mendabik dada dia boleh hidup tanpa perlu kepada manusia lain, hatta hartawan sendiri masih memerlukan khidmat orang bawahan, mengaji mengurus dan sebagainya.

Justeru itu, masalah akan ada di mana-mana tanpa dipinta, cuma kita disarankan agar berhati-hati, sedia, sabar, dan belajar dari masalah tersebut.

Jodoh, adalah hal berkaitan dengan fitrah, mahu tidak mahu setiap daripada kita pasti dipaksa bergelumang meredah mehnah, suka duka, jerih perih sebelum bahagia dalam rumahtangga direalitikan.

Manusia tidak selama-lama akan kebal, pasti ada satu saat dia akan tunduk, jatuh. Oleh kerana itu, Islam mengajar agar kita tidak sombong untuk belajar daripada alam, pengalaman, sirah buat pendinding kalis kecewa, sengsara, dan lara.

Kita kian tenang dalam damai ketika mencari cinta Ilahi nan abadi.

Kita mesti selalu jadi baik, agar yang baik juga Allah Taala jodohkan untuk kita. Cinta yang dicari baik, tetapi cinta yang ditemui lebih baik lagi.

Keluarga ibarat sebuah negara, suami ialah seorang pemimpin menerajui sebuah kerajaan besar, tidak boleh dipandang enteng.

Berjaya atau tidak seorang suami itu dilihat berjaya atau tidak anak buah di bawah jagaannya.

Perkahwinan yang sempurna bukanlah sentiasa sempurna, melainkan ketidak-sempurnaan yang ditangani dengan kemahuan pada agama, syari-'at aturan daripada al-Quran dan as-Sunnah.

Tiada apa yang sempurna dalam dunia ini kerana ini hanyalah dunia. Tidak penting di mana kita bermula, tetapi lebih penting di mana kita akan berakhir.

"Kali ini sudah dua kali peluang saya berikan, tapi abang masih tidak mahu berubah..." rintih seorang isteri bila mana tahu si suami main kayu tiga.

Kadangkala kita terlalu mengharap sesuatu yang ideal sehingga kita terlepas pandang dengan segala kebaikan yang ada pada pasangan di depan mata, hingga kita cuba membandingkan dengan insan lain.

Salah kita juga, dulu bercinta bagaikan hilang waras manusia normal, bibir hanya berbicara kebaikan pasangan sahaja, memuji kecantikan pasangan.

Bila dah akad, pasti kebaikan juga diharapkan, namun panas tidak selalu sampai ke petang, bila ada step tersilap, maka mulalah persoalkan ini dan itu.

Cabaran hidup berkeluarga tidak seindah yang diimpikan, khabar tidak seindah rupa.

Tidak boleh menjadi idealistik. Banyak tanggungjawab harus dipikul, banyak keseronokan masa bujang yang terpaksa dikorbankan, karenah anak-anak yang bisa menggugat kesabaran.

Bila dah berumahtangga suami isteri bukan sahaja berkongsi satu bilik, satu katil, satu almari, tapi juga satu rasa, satu tanggungjawab. Bebanan kewangan diatasi, dikoreksi bersama.

Di sini, cinta akan mekar berputik, kekurangan ada di sebelah pasangan dilengkapkan pasangan lain.

Usia perkahwinan juga akan melalui pra-matang, maka dalam tempoh demikian, terlalu banyak agenda perlu dirangkumkan, apa patut didahulukan, dan mana patut dikemudiankan.

Sebelum Kahwin

Berusaha menjadi terbaik untuk mendapat yang terbaik, bukan menilai orang lain baik tapi diri sendiri tiada usaha menjadi baik.

Maka segalanya dilakukan dengan usaha dan niat yang ikhlas, niat baik akan dipertemukan dengan takdir-Nya yang baik-baik. Kebaikan kita dinilai oleh masa, kalau umur dah berginjak 20-25 tahun, tapi masih bermain PSP, baca majalah mangga, belek komik bersiri, bukankah teramat jauh untuk jadi baik.

Allah Taala berfirman, bermaksud: "...perempuan-perempuan yang baik untuk lelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik.

Mereka (yang baik) itu adalah bersih dari (tuduhan buruk) yang dikatakan oleh orang-orang (yang jahat)" an-Nur (24:26)

Benar kita boleh berlakon, depan orang cerah perut ibu mengandung, tapi sampai bila, tembelang kalian pasti dapat dihidu, bila dah kahwin semua itu sudah tiada lagi, kembali pada perwatakan sebelumnya.

Kalian berhak memasang cita-cita, memiliki isteri mampu menjaga pakaian dan makan minum, mendamba isteri rajin bertadarrus al-Quran dan bertahajjud malam, isteri rajin dalam kerja-kerja dakwah, mengimpikan isteri melahirkan zuriat soleh dan solehah, menginginkan isteri berkongsi suka dan duka, kalian boleh buat demikian, tapi sanggupkah kalian juga menjadi seperti apa seorang isteri harapkan, menemani di kala tahajjud, menyediakan pakaian dan makan minum, menjadi pemimpin baik buat dirinya dan anak-anak yang soleh dan solehah.

Mereka bertadabbur, dan memahami kalam Allah satu ini;

Allah Taala berfirman, bermaksud: "Kaum lelaki itu adalah pemimpin dan pengawal yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan..." an-Nisaa' (4:34)

Menetapkan niat untuk menjadi lelaki yang baik untuk keluarganya serta hasrat untuk melahirkan generasi baru yang membawa ad-Deen merupakan usaha yang murni.

Sudah tentu usaha sedemikian memerlukan keteguhan dan kecekalan serta usaha yang berterusan sambil memohon pertolongan Ilahi. Niat yang baik akan menatijahkan hasil yang baik.

Seorang lelaki menyukai perempuan yang mempunyai sedikit sentuhan maskulin manakala perempuan yang akan menjadi isteri juga menyukai lelaki yang mempunyai sentuhan feminin.

Ringkasnya, suami akan suka isteri yang boleh berdikari menyelesaikan beberapa tugasan atau kerja-kerja yang selama ini dilakukan oleh suami, manakala isteri juga menyukai suaminya sekali sekala buat kerja rumah dan memasak untuk keluarga.

Ada kalanya suami memerlukan isteri membantunya dalam menyelesaikan kerja-kerja yang selama ini suami yang lakukan, adakalanya si isteri memerlukan suami untuk ringan tulang dalam hal berkaitan house-chores.

Tiadalah itu satu harapan yang melangit, melainkan rasa ingin merealisasikan sesuatu yang sudah berkurangan dalam kehidupan insan hari ini.

Rasulullah s.a.w dalam kesibukannya berdakwah dan menjadi penghulu ummat juga mampu memenuhi hak-hak keluarganya, dan membina satu keluarga Islami yang bahagia, maka kita juga berusaha untuk menjadi seperti baginda.

Saya tidak setuju kalian bercinta sebelum kahwin. Cinta tidak salah, tapi masalah besar adalah orang bercinta, salah meletakkan harga sebuah cinta. Kalau sudah rasa tidak mampu, maka jauhilah maksiat cinta.

Kebanyakan orang bercinta terbawa-bawa dengan khayalan cinta sehingga bersikap terlalu romantik. Bila berbual, banyak control macho sehingga tidak berani bercakap jujur dalam hal-hal tertentu.

Bila bercakap, banyak tipu dari memberitahu perkara yang sebenar.

Bila merancang, banyak manis dari yang pahit. Bila berjanji banyak hipokrit dari realistik. Ini lumrah orang bercinta. Kerana itu, elakkan mengenali pasangan terlalu intim sebelum berkahwin. Dibimbangi, kalian terkejut selepas berkahwin.

Sanggupkah kalian bercinta?

Selepas Kahwin

Kehidupan adalah realiti yang memotretkan pelbagai palitan warna emosi, suka duka sebagai diari dibaca, dicermati pada hari muka, hal baik-baik sudah pasti diulang dan diperbaiki dari semasa ke semasa.

Kehidupan adalah lautan yang dipenuhi gelombang, taufan dan goncangan, membawa pelbagai cuaca, sudah pasti memberi kesan membekas di hati manusia.

Hati manusia ibarat sebuah sampan kecil yang dipaksa berlayar dalam lautan luas. Mahu atau tidak, manusia perlu benar-benar memahami, belajar dari lautan kehidupan sebaik sahaja mereka membuka mata, dan bersedia memulakan pelayaran.

Suri teladan para pelayar sudah ada di hadapan kalian, tinggal lagi kalian memilih cara mereka atau membentuk kaedah pelayaran tersendiri berdasarkan pengalaman mereka.

Pelayar terbaik, tidak lain dan bukan adalah baginda s.a.w.

Cinta itu bukan alasan utama untuk dapat bahagia, kerana ramai juga bercerai kerana cinta.

Ramai orang bercinta bagai hilang ingatan, tapi bercerai berai juga.

Ramai yang kahwin suka sama suka, tapi rumahtangga kecoh.

Ini bukan soal cinta atau suka.

Ini soal sejauh mana kebergantungan suami isteri pada Allah Taala dalam setiap urusan, Sejauh mana mereka sepakat dalam mencari berkat dalam rumahtangga.

Dengan kehendak Allah sahaja, rumahtangga akan berjaya dan bahagia.

Pohonlah kebaikan pada-Nya, serta terus menerus menjadi baik.

Andai ombak kuat melanda bahtera, jangan disangka tiada harapan dapat berlabuh dengan selamat.

Ingatlah semakin kita diuji, itu tandanya kasih sayang Allah Taala kepada kita dan Dia tidak akan membebankan hamba-Nya melainkan sesuai dengan apa yang daya kekuatan.

Allah Taala berfirman yang bermaksud: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" al-Baqarah (2:286)

Makin banyak kita diuji, makin dekat kita kepada-Nya dan semakin matang dan penuh hikmah kita menyelesaikan sebarang masalah dengan kaedah terbaik, dipersetujui bersama.

Bersabarlah para isteri dengan suami yang kebanyakannya akan diam dalam membatu, dan bersabarlah para suami dengan leteran dan bebelan para isteri yang adakalanya untuk menyedarkan anda.

Dialah satu-satunya insan yang terbaik untuk diri kalian, bukan kedua, bukan ketiga.

Berusahalah melengkapi kekurangan antara satu sama lain dengan segala kelebihan dan kebaikan pada diri masing-masing.

Bukannya untuk meruntuhkan masjid yang dibina dan memisahkan ikatan yang terjalin.

Carilah salah sendiri kenapa tidak mencari yang kurang baik tapi bisa diasuh menjadi baik.

Rumahtangga bahagia, bukan bahagia cukup material dan keperluan jasmani bahkan keperluan rohani.

Maka bercintalah kalian sepuas-puasnya, kerana kalian adalah halal bagi pasangan.

Setiap hembusan cinta kalian, pasti berbuahkan pahala di kebun cinta Ilahi di taman syurga nanti.

Bukankan ironi sangat aneh, bercinta sebelum kahwin lebih hebat berbanding bercinta selepas akad, jelas sekali kalian hipokrit.

Kenapa perlu mengembalikan cinta?

Saya merasakan setiap manusia itu entitled dan deserved untuk hidup dalam tenang dan bahagia.

Hidup tanpa cinta ibarat burung yang terbang dalam sangkar.

Selagi ada ruang untuk bercinta, maka sirami dan bajailah cinta itu.

Cinta selepas Ijab dan Qabul, sesungguhnya mampu untuk diluahkan dan masih ada untuk dihadiahkan bersama.

Selepas kahwin anda tetap sebagai nakhoda. Nakhoda kepada para kelasi di bawah tanggungan anda.

Baik buruk kesudahan perjalanan mereka berada di tangan kalian.

Prinsip dan paradigma utuh sahaja akan selamat mengemudi badai dunia.

Rujukan: Rezza Khanafiah

Dia Takdirmu Di Syurga | iluvislam.com + discover the beauty of islam

Thursday, September 2, 2010

Monolog Gadis Berjilbab Merah episod 3

"Dia gadis berkerudung merah
Hatiku tergoda tergugah
Tak cuma parasnya yang indah
Dia baik dia soleha

Dia gadis berkerudung merah
Bawalah diriku padanya
Takkan habis ku berdoa
Jadi kekasih halalnya"

lancar sahaja rakan bilikku menyanyikan lagu kegemaranya...
aku meneliti bait-bait lirik lagu tue...emm...doa..ya doa itu penting untuk dapatkan pasangan yang baik..

Tiba-tiba fikiran ku merewang akan peristiwa petang tadi...
"kak..,apa itu cinta" tanya anak murid ku
terkejut aku dibuatnya..yela mana tidaknya..ketika ku sibuk memeriksa kertas ujiannya,tetiba dia bertanya soalan yang lain dari topik asal iaitu pelajaran matematik..

Puas aku menyelongkar memori di kepalaku...iku buka segala folder atau zip file yang ada istilah cinta didalam komputer dikepalaku...dan akhirnya..jumpa!

"adik,cinta itu perasaan kasih sayang yang lahir dari fitrah manusia...sejak kita mula dilahirkan ,kita sudahpun mengenal perasaan cinta ini..."

"sejak lahir? berkeriut dahinya

"Adik...apabila adik dilahirkan ,ibu adik menyayangi adik dengan sepenuhnya dan adik berasa sangat bahagia bila bersamanyai..itulah perasaan cinta..cinta pada ibubapa...kemudian apabila adik mulai mendengar kisah-kisah nabi dan para sahabat...tentang kehidupannya dan perjuangannya menegakkan agama islam..adik sudah mulai seronok untuk mengetahuinya,,nah,,itu sudah terbit bait-bait cinta pada nabi terutamanya nabi muhammad kita...Seterusnya apabila adik mulai mengenal solat,puasa dan berlajar membaca Alquran...dan adik mulai rasa seronok melakukanya..ni adalah permulaan cinta pada Allah..."

"tapi kak ,bagaimana dengan kawan..maksud adik ,emmm lelaki..."katanya terbata-bata malu...

bibirku mulai terukir senyuman...

"lelaki ek...emmm...bagaimana ya akak harus terangkan.."

"pada pendapat akak,perasaan yang hadir dalam diri adik ini adalah perasaan suka tapi bukan cinta,,"

"apa beza suka dengan cinta?"

"begini...akak ambil satu contoh...adik ada basikal..dan adik suka bermain basikal...satu hari basikal itu rosak...lalu adik tidak mahu menggunakanya sebab abah sudah berikan adik skuter...

disini ,akak nak jelaskan ..adik naik basikal sebab adik ada perasaan suka naik basikal..satu hari basikal dah rosak ...dan abah belikan adik skuter..dan adik terus menyukai skuter itu...

jIka adik ada perasaan cinta akan basikal itu..adik pasti akan cuba baiki dan terima akan kelemahan basikal itu berbanding skuter..dan adik akan cuba terus -menerus menggunakan basikal itu kerana adik cinta akan basikal itu..

perasaan yang adik alami ini hanyalah perasaan suka terhadap sesuatu perkara dari lelaki tersebut...jika adik menjumpai lelaki lainyang lebih baik dalam sesuatu perkara ,mesti adik menyukai lelaki yang lain itu..

Tambahan lagi..perassan suka bersifat sementara dan berubah mengikut hawa nafsu kita...
Manakala cinta akan mudah runtuh jika tiada sandaran yang tetap...

"sandaran yang tetap?"

ya..sandaran yang tetap...mcm basikal tadi...kalau kita x kunci dan tambat pada tiang yang kukuh..insyaallah ia tidak akan dicuri oleh orang yang jahat.

begitu juga cinta...sandaran yang tetap haruslah kekal dan abadi...tidak boleh menjadikan contoh-contoh sandaran yang bersifat sementara...contohnya kecantikan ,harta benda atau keturunan....Sandaran yang terbaik adalah satu je..Allah Taala..

Jika kita menjaga "SANDARAN YANG TETAP,KEKAL DAN ABADI ' ini dengan baik..insyaallah..ia akan menyuburkan lagi cinta kita pada seseorang yang bernama suami..

kak...bagaimana tue..

eh kamu ni...skrang kan masa belajar..kita ni dh jauh terpesong ni...dah..dah..sambung balik latihan yang akak bagi ni...

ala akak ni...

Monolog gadis berjilbab merah episod 2

"Nur,nur.DR mahu jumpa kamu"kata aina

ahh sudah..ape plak yang x kena nih...

adakah tugasan ku tidak memuaskan hatinya.

Ya Allah..Bantulah hamba mu ini,kuatkanlah hati ku utk berhadapan sebarang kemungkinan


'Masuk'ya

Dr,apa perkara yang prof nak beritahu saya?

oh,ini mengenai tugasan kamu ni,saya nak tunjukkan pada pelajar saya di kuliah akan datang..boleh ka?

oh,ingat apa..hatiku berbisik

insyaallah,boleh Dr..

Pelik,memang pelik betul lecturer aku sorang ni..tapi aku dan kawan-kawan aku sedikit kagum dengan percapaian lecturer muda ini..umurnya yang baru mencecah 28 sudah mendapat gelaran Doktor falsafah..

Teringin utk ku menjadi sperti dia..namun masalah kewangan yang menghimpit diri ku memaksaku utk menangguhkan dulu lanjutan pengajian ku selepas ini..biarlah aku grad dgn sarjana muda ini..itu sudah cukup membahagiakan ibubapaku..Insyaallah mak,nur akan grad x lama lagi...nanti nur pakaikan topi konvokesyen dikepala mak dan abah.Biar kita sama-sama merasai kehangatan kejayaan itu nanti...alamak,aku kena mengajar tuisyen ni..


BERSAMBUNG

Monolog Gadis berjilbab merah (episod 1)


Aku termenung melihat arora dilangit senja...sesekali hembusan bayu lembut menyapa dimukaku lalu membelai helaian jilbab merah ku..ku merenung akan pepohon hijau,burung2 y pulang ke sarang lalu disambut kegembiraan anak-anak burung yang merindui ibu bapanya.Sedikit sebanyak keletah anak-anak burung itu mencuit naluri indah di jiwaku..ku tersenyum bahagia


Telintas difikiranku..betapa agungnya ciptaan tuhan kerna mencipta setiapnya berpasangan dengan begitu sempurnabagaikan langit dan bumi,malam dan siang,bulan dan matahari...semuanya bertasbih memuji ilahi akan keberkahan rahmat yang diberi setiap pasangannya..sesekali zikir menyertai alunan hembusan angin yang menyapa manusia y sibuk dgn hal dunia..

Alhamdulillah..aku masih boleh bernafas mensyukuri nikmat hidayah ,iman ,keluarga dan kawan-kawan yang begitu menyayangi ku..namun aku masih terasa satu kekosongan dijiwa ku...aku pun kurang pasti apakah perasaan itu sebenarnya..


Kring-Kring...telefonku berbunyi nada dering lagu tema nur kasih..


assalamualaikum ,mak..ya ni nur ni...


ya mak...insyaallah raya cina ni nur balik..


pelajaran alhamdulillah..baik2 sahaja mak..


test semalam dapat jawab dgn baik..duit?


oh..masih ada lagi mak..mak jgn risau ya..nur ada mengajar tuisyen..jadi duit gaji tue nur buat belanja..


nikah?


emmm..(aku terkelu)


mak doakan ya apa yang terbaik utk nur ya...


bye2 mak...assalamualaikum..


talian terputus...namun talian di hatiku dengan keluarga ku makin teguh dan kukuh dari hari kehari...

kerinduan akan keluarga menyesakkan jiwaku kala ini..ahh..sabar ya nur..

x lama lagi kau pasti akan dapat ubati kerinduan ini...

nikah...kenapa mak suara kan pada waktu begini..

kala ku bergelumang dgn buku-buku dan tugasan universiti...

akhirnya ku tersenyum...naluri keibuan mak yang inginkan menantu agaknya..

alamak..tugasan ku belum siap lagi...esok adalah due date nyer..astaqfirullahzim


BERSAMBUNG...


original-pedagang DBS-

Friday, August 20, 2010

Surat Kepada Calon Suamiku [ila Mujahieedn fie kulli makan]




Assalammualaikum wrt wbt.

Buatmu,

Bakal suamiku.

Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatkanku begitu berani untuk mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah kukenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada sesiapa. Apatah lagi meluahkan sesuatu yang khusus buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran seorang lelaki yang menuntut sesuatu yang aku jaga rapi selama ini semata-mata buatmu.
Itulah hatiku dan cintaku, membuatkan aku tersedar dari lenaku yang panjang.

Aku telah dididik ibu semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku kerana Allah telah menetapkannya untuk suamiku, iaitulah dirimu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibubapa terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu lagi. Sepanjang umurku ini.

Aku menutup pintu hatiku daripada mana-mana lelaki kerana aku tidak mahu membelakangimu. Aku menghalang diriku dari mengenali mana-mana lelaki kerana aku tidak mahu mengenali lelaki lain selainmu, apatah lagi memahami mereka. Kerana itulah aku sedaya kudrat yang lemah ini membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku sering sahaja berasa tidak selamat diperhatikan lelaki. Bukanlah aku menyangka buruk terhadap mereka, tetapi lebih baik aku berjaga-jaga kerana contoh banyak di depan mata. Apabila terpaksa berurusan dengan mereka, akan aku buat ‘expressionles face’ dan ‘cool’. Akan aku palingkan wajahku daripada lelaki yang asyik merenungku ataupun cuba menegurku. Aku seboleh-bolehnya melarikan pandanganku daripada ajnabi kerana pesan ‘Aisyah R.A ;

“sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan dipandang”

Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa guna aku menjadi idaman ramai lelaki sedangkan aku hanya boleh menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang boleh dimiliki sesuka hati. Aku juga tidak mahu menjadi punca kejatuhan seseorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat kuberikan.

Bagaimana akan aku jawab di hadapan Allah kelak andai disoal?

Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?


Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki kelemahan dan menghias peribadiku kerana itulah yang dituntut Allah. Kalau aku inginkan lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik.

Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak dapat aku nafikan, sebagai remaja aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun, setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahawa aku perlu menjaga perasaan itu kerana ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi lebihan lelaki lain. Lelaki itu berhak mendapat kasih yang tulen, bukan yang telah dibahagi-bahagikan.

Diriku yang sememangnya lemah ini diuji Allah apabila seorang lelaki secara tidak sengaja mahu berkenalan denganku. Aku secara keras menolak, pelbagai dalil aku dikemukakan, tetapi dia tidak mahu mengalah. Lelaki itu tidak hanya berhenti di situ. Dia sentiasa menghubungi dan menggangguku. Aku berasa amat tidak tenteram, seolah-olah seluruh hidupku yang ceria selama ini telah dirampas dariku. Aku tertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan. Aku beristighfar memohon keampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Dia melindungi diriku daripada sebarang kejahatan. Kehadirannya membuatkan aku banyak memikirkanmu. Kau kurasa seolah-olah wujud bersamaku. Di mana sahaja aku berada, akal sedarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang melamarku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hati, ‘woman intuition’ku yang mengatakan lelaki itu bukan kau.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku ini untuk memilih berlian sedangkan aku hanya sebutir pasir yang wujud di mana-mana. Tetapi aku juga punyai keinginan seperti gadis lain, dilamar lelaki yang bakal dinobat sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tuju yang satu. Tidak perlu kau memiliki wajah seindah Nabi Yusuf A.S yang mampu mendebarkan jutaan gadis untuk membuatku terpikat. Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Luh Mahfuz, Allah pasti mencampakkan rasa kasih di dalam hatiku, jua hatimu kali pertama kita berpandangan. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan kau zahirkan perasaanmu itu kepadaku kerana kau masih tidak mempunyai hak untuk berbuat begitu. Juga jangan kau lampaui batasan yang telah ditetapkan syara’. Aku takut perlakuanmu itu akan memberi impak yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak. Permintaanku tidak banyak, cukuplah dirimu yang diinfak seluruhnya pada mencari redha Ilahi.

Aku akan berasa amat bertuah andai dapat menjadi tiang seri ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Ilahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, menghulurkan tanganku untuk berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan aku kesat darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itulah impianku. Aku pasti berendam airmata darah andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu padaku. Bukan itu yang aku impikan. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu. Kerana dengan mencintai Allah kau akan mencintaiku kerana-Nya. Cinta itu lebih abadi dari cinta insan biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.

Aku juga tidak ingin dilimpahi kemewahan dunia. Cukuplah dengan kesenangan yang telah diberikan ibubapaku dulu. Apa guna kau menimbun harta untuk kemudahanku sekiranya harta itu membuatkan kau lupa pada tanggungjawabmu terhadap agamamu. Aku tidak akan sekali-kali bahagia melihatmu begitu. Biarlah kita hidup di bawah jaminan Allah sepenuhnya. Itu lebih bermakna bagiku.

Dariku,

Bakal isterimu

cinta syurga.....


"pedagang,mak rasa lelaki itu sesuai dengan kamu..abah kamu pun dh setuju..."

"...lagipun susah nak jumpa lelaki yang baik,soleh lagi bertanggungjawab mcm dia kat dunia ni.."

"keluarga dia pun dh setuju...mereka ingin datang melihat mu cuti semester ni"

"mak dan abah merestui hubungan ni,pedagang..terima la ye.."

inilah kata-kata beberapa bulan yang lepas...dan ku istiharah....dan inilah hasilnya..aku sudah dirisik orang...

pelbagai-bagai persoalan dimindaku...

betulkah ini jodohku..?

aku cuba mencari jawapan bagi persoalan ini dan kutemui...

Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

adakah cara lamarannya mengikut syariat?

Dia menemui ibuku lalu menyatakan hasratnya...dan setelah beberapa ketika..dibawa ibu dan bapanya untuk merisikku....dan dia sangat menghormati pendirian ku untuk tidak 'berdating' ,bersms yang boleh mengoyahkan iman ku dan juga imannya..

Aku teringat kata-kata rakan-rakan usrahku akan adab bergaul dgn lelaki kerana wanita adalah fitnah bagi kaum adam...

setahuku,kalau diuniversiti,bila berhadapan dgn ikhwah atau lelaki,suara dikeraskan,(supaya tidak melalaikan kaum adam),cakap biar direct,pandangan mata amat dijaga..

tapi bagaimana dengan bakal suami?...

ku tahu..banyak perkara yang penting perlu dibincangkan tapi apa adab yang sebaiknya?
sesungguhnya aku takut berbuat maksiat ...takut membuat kaum adam lalai dengan panahan ku,dan bimbang dia mendapat dosa kerana ku...

perkara ini telah sedikit sebanyak mengusarkan hatiku...lya aku akui...ini kali pertama aku melalui detik ini dan aku akui aku agak 'buta' dgn cara pergaulan dgn sebaiknya ..aku tanya adikku,katanya dia suruh aku tengok cite syurga cinta..waduh..waduh..budak ni..

lalu ku bertanya pada seorang kakak angkat yang merupakan seorang ustazah yang amat aku segani...dan dia meyatakan,x salah kalau si bakal menelefon kita,asalkan perkara yang dibualkan menjurus kepada perkara penting sahaja..pabila berjumpa,bawalah bersama mahram kita..sebaik-baiknya ibubapa...

owh...(ish..ish..kenapa aku x terpk...sdgkan aku tahu sebenarnya..hehehe)

Mesti anda terfikir..kenapa aku bersikap mcm ni...mcm perempuan yang x reti bab cinta ...

ya aku akui...diri ini agak buta dalam bab-bab cinta dengan manusia berlainan jenis...kerana aku hanya pernah mengalami cinta kepada Allah,Rasul,ibubapa,rakan-rakan seagama dan islam...

Bagiku,cinta sesama manusia yang berlainan jenis hanya wujud pabila sudah diijabkabulkan ..dalam erti kata..cinta selepas nikah..

Sebelum ini aku akui,aku pandai berkata-kata dalam perbincangan tentang hubungan dengan manusia yang berlainan jenis...tapi sekadar teori...dan pabila aku mengalaminya sendiri..subhanallah...hanya iman sahaja yang boleh mengawalnya...jika tidak hawa nafsu yang ambil alih...

ku mula terfikir akan sebab berlakunya berleluasanya perhubungan antara lelaki dan perempuan yang tidak ada batas...sebab utamanya tiada iman yang kukuh untuk mengawalnya..
ku mula mengingati bait-baik kata hadis..

"orang akan melakukan kejahatan atau maksiat apabila tiada iman dalam hatinya..:

subhanallah..maha suci Allah ..jadikanlah hati ini sentiasa dalam naunganmu...janganlah dibiarkan hati ini tandus akan imanMu...


Sekuntum bunga cinta
adalah kurnia ilahi
menjadi fitrah setiap insani
harum sesegar kasturi

Cinta itu indah
membelah sungai impian
tak terucap jernih bicara
terlekat di jala perkasihan

ku simpul ikatan cinta
ke dasar sanubari
menjadi semanis kenangan
menuju puncak abadi

ku tidak lupa
menilai erti cinta sesama manusia
Namun,cintaku yang utama
adalah buat Tuhan yang Esa

gapailah cinta-Nya
dan dengan izinNya
cintaku dapat diraih bersama...

kita hanya merancang..tapi biarlah Allah menentukan...Ajal,jodoh,dan rezeki ditangan tuhan...Sesungguhnya takdirku hanyalah didalam gengamanNya...namun ku ingin sekadar ingin meraih cinta syurga dihati manusia...jika tidak didunia...insyaallah di akhirat sana..amin...


p/s: Insyaallah...selepas raya ini aku akan ditunangkan...dan ku amat memerlukan doa kalian agar dapat ditetapkan akan imanku serta dapat disuburkan lagi cintaku pd Ilahi supaya dapat ku melalui cobaan syaitan yang cuba menyesatkan anak-anak adam ini...

Tuesday, August 10, 2010

Prince Charles -follow the islam way to save the world


'Follow the Islamic way to save the world,' Prince Charles urges environmentalists

By Rebecca English

Prince Charles yesterday urged the world to follow Islamic 'spiritual principles' in order to protect the environment.

In an hour-long speech, the heir to the throne argued that man's destruction of the world was contrary to the scriptures of all religions - but particularly those of Islam.

He said the current 'division' between man and nature had been caused not just by industrialisation, but also by our attitude to the environment - which goes against the grain of 'sacred traditions'.

Charles, who is a practising Christian and will become the head of the Church of England when he succeeds to the throne, spoke in depth about his own study of the Koran which, he said, tells its followers that there is 'no separation between man and nature' and says we must always live within our environment's limits.

The prince was speaking to an audience of scholars at the Oxford Centre for Islamic Studies - which attempts to encourage a better understanding of the culture and civilisation of the religion.

His speech, merging religion with his other favourite subject, the environment, marked the 25th anniversary of the organisation, of which he is patron.

He added: 'The inconvenient truth is that we share this planet with the rest of creation for a very good reason - and that is, we cannot exist on our own without the intricately balanced web of life around us.

'Islam has always taught this and to ignore that lesson is to default on our contract with creation.'


http://darisungaiderhaka.blogspot.com/2010/06/ikut-cara-islam-putera-charles.html

look from inside...


Ku akui dunia kini makin lama makin banyak pancaroba dan cubaan dari pelbagai aspek.Aspek yang utamanya mengenai persoalan hati dan jiwa ini.Kerana ini memainkan peranan utama dalam menungkah arus kehidupan ini.

Ku mahu bertanya pada dirimu dan diriku...

apa yang kamu mahukan dalam hidup ini?


apa yang kamu cari sebenarnya...

perlukah jawapan ENTAH LA...KESERONOKAN ...HIDUP SERBA KEMEWAHAN...yang didambakan?

tidak...sahabatku...KETENANGAN JIWA DAN MINDA yang kita cari selama ini..

sekuat mana kerja kita mencari harta dan keseronokan...kadang2 terlintas difikiran ini mahu pergi bercuti di tempat-tempat peranginan untuk menenangkan fikiran...nah...MENENANGKAN FIKIRAN !..yang dicari..

Tapi bila pulang dr bercuti...kepala masih serabut,jiwa mula kacau dengan masalah...


Wahai sahabatku dan juga diriku...mahukah kamu mendapat ketenangan yang kekal sepanjang masa?yang mana...x perlulah nk menghabiskan duit beribu utk memenuhi keperluan jiwa dan minda ini...


ia hanyalah satu sahaja solusinya...

MENGINGATI ALLAH...


Jiwa dan mental ini perlukan ini sahaja ubat yang mujarab...tiada yang lain..sahabatku...ini je..

ingatilah Allah kala berdiri,duduk dan baring...


Yakinlah..dia lah sebenarnya ubat jiwa yang penuh dgn maksiat dan noda hitam...



Jika kita mendatangi Allah dengan merangkak..Dia akan datang kepadamu dgn Berjalan


Jika kita mendatang Allah dengan berjalan...Dia akan datang kepadamu dengan Berlari..

Allah maha pengasih dan maha penyayang terhadap kamu,wahai sahabatku JIWA dan AKAL
..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...